Essay: Tantangan Pendidikan Karakter di era Digital

Oleh: Rumaisha Milhan

Era digital dihadapi oleh guru dengan berbagai respons. Para guru menyadari sepenuhnya bahwa era digital merupakan  sesuatu  yang  tidak  dapat  dihindari. Oleh  karena  itu,  mau  tidak  mau  guru  harus menyesuaikan  kedatangan  era  digital  dengan  mengadopsi  pembelajaran  digital.  Pendidikan karakter di era digital juga harus mengadopsi pembelajaran digital. Kompetensi guru pada pembelajaran digital masih perlu terus ditingkatkan. Lemahnya kompetensi digital umumnya  terjadi pada guru yang sudah  berumur 50 tahun ke  atas. Mereka tidak  terlatih  sejak  awal  menjadi  guru  sehingga  perlu  usaha  keras  untuk  mengadopsi  digital learning. Hal  ini disebabkan  karena mereka tidak familiar  dengan peralatan  digital.  Guru yang berumur 40an  tahun masih  lebih mudah  menyesuaikan dengan perkembangan  digital learning karena mereka relatif sudah familiar dengan peralatan digital sejak awal menjadi guru. Guru yang berumur 30an  tahun dapat  dengan mudah dan  lancar dalam menyelenggarakan pembelajaran digital.

Abad  ke-21  membutuhkan  sistem  pendidikan  yang  mempromosikan  keterampilan  dan kompetensi  untuk  masa  depan,  tidak  terkecuali  kreativitas,  pemikiran  kritis,  kolaborasi  dan komunikasi. Teknologi  digital menawarkan  peluang yang belum  pernah ada  sebelumnya untuk melengkapi, memperkaya, dan mengubah pendidikan guna memenuhi tantangan baru ini. Selain itu,  teknologi  informasi  dan  komunikasi  (TIK)  adalah  alat  utama  untuk  memfasilitasi  akses pendidikan yang adil dan inklusif, menjembatani perbedaan pembelajaran, membuka perspektif baru  bagi  guru  dan  profesinya,  meningkatkan  kualitas  dan  makna  pembelajaran,  serta meningkatkan administrasi pendidikan. dan pemerintahan. Pembelajaran karakter secara digital sangat membantu siswa mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Akan tetapi, masih terdapat kesalahan pemahaman guru terhadap pembelajaran digital. Pembelajaran  karakter secara  digital sering  hanya diterjemahkan  sebagai pembelajaran dengan penggunaan alat digital. Hal ini ada simplifikasi dan kegagalan dalam memahami sebuah konsep. Pembelajaran digital adalah upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan tidak hanya sekadar pemanfaatan alat digital di kelas. Oleh karena itu, pembelajaran digital tidak dapat sebagai  tren  untuk  menggunakan  alat-alat  digital  melainkan  suatu  tanggung  jawab  untuk meningkatkan kualitas  pembelajaran.  Penelitian Davis  (2020) menunjukkan bahwa  pemberian akses internet  saja kepada  siswa tidak  selalu memberikan  hasil yang baik. Diperlukan  integrasi teknologi yang  tepat untuk memungkinkan siswa  terlibat  secara aktif  dengan ide-ide sehingga mereka benar-benar memiliki pengalaman  belajar yang berkualitas.  Ini adalah tantangan  nyata yang harus dihadapi guru dalam pendidikan karakter. Konsep pembelajaran karakter secara digital cukup kompleks karena terlalu banyak variabel yang  mempengaruhi.  Singkatnya,  Pembelajaran  karakter  secara  digital  dapat  meningkatkan pengalaman belajar, menghemat waktu guru, memungkinkan guru menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan  siswa dengan  lebih baik,  membantu melacak  kemajuan siswa, memberikan transparansi dalam proses pembelajaran bagi semua pemangku kepentingan, dan banyak lagi. Di antara banyak manfaat pembelajaran digital ini, sebagian besar guru setuju bahwa pembelajaran digital berdampak positif terhadap pertumbuhan dan pencapaian siswa.